Di artikel sebelumnya, Waspadai TBC Kelenjar kita sudah membahas mengenai salah satu penyakit TBC ekstra paru, yaitu TBC Kelenjar. Kali ini kita akan membahas bagaimana penularan dan gejala-gejala yang timbul ketika seseorang terkena penyakit TBC.
Penderita TBC biasanya mengalami batuk yang berkepanjangan sebagai gejala utama selama beberapa minggu yang diikuti dengan demam tinggi. Biasanya demam menyerang pada malam hari, namun ketika siang demam akan berkurang bahkan cenderung turun dan akan datang lagi bila mulai menjelang malam. Orang yang terkena TBC, daya tahan tubuhnya akan menurun secara drastis, nafsu makan berkurang, dan berat badan juga menurun dengan sangat cepat, rasa lelah dan batuk-batuk. Ini terjadi jika infeksi awal telah berkembang menjadi progressive tuberculosis yang menjangkiti organ paru dan organ tubuh lainnya.
Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya hilang untuk sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita dan si penderita akan batuk-batuk serta memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera dilakukan tindakan penanganan, maka akan dapat menimbulkan kematian pada si penderita. Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang disekitarnya.
Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, alat makanan dan minuman yang mengandung kuman TBC. Melalui medium air, TBC juga bisa bertahan dan menyebar. Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampai tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
Gejala umum yang sering dirasakan adalah:
Dalam kasus reactivation tuberculosis, infeksi awal tubercilosis (primary tuberculosis) mungkin telah lenyap tetapi bakterinya tidak mati melainkan hanya hilang untuk sementara waktu. Bakteri ini akan aktif apabila kondisi tubuh sedang tidak fit dan dalam imunitas yang rendah. Bila penyakit ini semakin progresif maka bakteri yang aktif akan merusak jaringan paru-paru dan berbentuk rongga-rongga (lubang) pada paru-paru penderita dan si penderita akan batuk-batuk serta memproduksi sputum (dahak) yang bercampur darah. Bila tidak segera dilakukan tindakan penanganan, maka akan dapat menimbulkan kematian pada si penderita. Penderita yang tidak berobat dapat menularkan penyakitnya kepada orang disekitarnya.
Pada umumnya penularan TBC terjadi secara langsung ketika sedang berhadap-hadapan dengan si penderita, yaitu melalui ludah dan dahak yang keluar dari batuk dan hembusan nafas penderita. Secara tidak langsung dapat juga melalui debu, alat makanan dan minuman yang mengandung kuman TBC. Melalui medium air, TBC juga bisa bertahan dan menyebar. Lamanya dari terkumpulnya kuman sampai timbulnya gejala penyakit dari yang berbulan-bulan sampai tahunan membuat penyakit ini digolongkan penyakit kronis.
Gejala umum yang sering dirasakan adalah:
- Batuk lama lebih dari 30 hari yang disertai ataupun tidak dengan dahak bahkan bisa disertai juga dengan batuk darah.
- Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifoid, malaria, atau infeksi saluran nafas akut), dan terkadang disertai dengan badan yang berkeringat di malam hari.
- Nafsu makan menurun dan bila terjadi pada anak maka terlihat gagal tumbuh serta penambahan berat badan tidak memadai sesuai dengan usia anak tersebut.
- Berat badan menurun dengan drastis tanpa sebab yang jelas disamping karna nafsu makan yang menurun, pada anak berat badan tidak naik dalam satu bulan walaupun sudah dilakukan penanganan gizi.
- Adanya pembesaran kelenjar di leher atau ketiak.
- Pada anak yang primary pulmonary tuberculosis (infeksi pertama yang disebabkan oleh tuberculosis) tidak menampakan gejalanya meskipun dilakukan pemeriksaan dengan sinar X-ray. Kadang-kadang pada anak jarang terlihat gejala adanya pembesaran kelenjar getah bening atau batuk-batuk. Dalam banyak kasus jika tuberculin skin testnya menunjukan hasil positif, maka si penderita diindikasikan menderita penyakit TBC. Meskipun tidak menunjukan gejala, tetap harus mendapatkan perawatan serius.
Penentuan tentang terjangkit atau tidaknya penyakit ini untuk secara pasti memerlukan pengkajian secara klinis, pemeriksaan fisik, gambaran radiologi atau rontgen paru dan pemeriksaan laboratorium klinis ataupun bakteriologi. Sebagian kasus menunjukkan bahwa makrofak (sel kekebalan tubuh) tidak dapat melawan bakteria.
Bakteria akan bertindak aktif dan akan mulai menyerang organ, terutama paru-paru, sehingga menyebabkan Anda mengalami batuk kering. Wanita yang mengidap batuk kering dapat menularkan penyakit ini jika mengandung. Kondisi ini dapat terjadi sebelum atau sesudah bayi di lahirkan. Di tahun pertama setelah kelahiran, bayi akan menunjukkan gejalanya jika memang tertular TBC dari ibunya. Bukan karena faktor penurunan gen penyakit ini ditularkan, namun karena disebabkan oleh sirkulasi darah dalam tubuh ibu yang mengandung tuberculosis sehingga berpengaruh terhadap anak yang dikandungnya.
{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }
Posting Komentar